SATU TUJUAN DAN SATU TANTANGAN MEMPERBAIKI BUMI KITA

00.28 Unknown 0 Comments





Indonesia seakan tidak pernah lepas dari berbagai masalah, salah satunya adalah sampah. Seperti yang lansir dari laman Business Insider, Indonesia disebut berada di urutan kedua penyumbang dari total 8 juta metrik ton sampah plastik yang beredar di lautan dunia. Posisi pertama penyumbang sampah plastik 'diduduki' oleh Cina, yang bertanggung jawab atas 2.4 juta ton sampah plastik atau sekitar 30% dari total sampah plastik yang beredar di laut dunia. Sampah, umumnya diartikan sebagai barang atau benda yang dibuang karena tidak terpakai lagi. Sampah juga dimaknai sebagai material sisa, baik dari hewan, manusia, maupun tumbuhan yang tidak terpakai lagi dan dilepaskan ke alam dalam bentuk padat, cair ataupun gas. Sampah, banyak jenisnya dan disesuaikan berdasarkan sumber, sifat, bentuk atau asal sampah. Sampah ketika dilepaskan dalam fase cair atau gas dapat dikatakan sebagai emisi. Emisi biasa dikaitkan dengan polusi. Pada kehidupan manusia, sampah dalam jumlah besar datang dari aktivitas industri (dikenal juga dengan sebutan limbah), misalnya pertambangan, manufaktur, dan konsumsi. Hampir semua produk industri akan menjadi sampah pada suatu waktu, dengan jumlah sampah yang kira-kira mirip dengan jumlah konsumsi. 


Indonesia memiliki penduduk 327 juta jiwa berbanding lurus dengan produksi sampah seiap harinya. hitungan rata-ratanya tiap orang diperkirakan membuang sampah 0,5 kg sampah per hari. Sementara angka produksi sampah pelastik Indonesia telah mencapai 5,4 juta per tahun. Pada situs medialingkungan.com, Sri Bebassari, Ketua Umum Indonesia Solid Waste Association (InsWA) mengatakan bahwa berdasarkan data statistik persampahan domestik Indonesia, jumlah sampah plastik yang mencapai 5,4 juta ton pertahun itu hanya 14 persen dari total produksi sampah di Indonesia. Sementara berdasarkan data dari Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Jakarta, khusus di Jakarta tumpukan sampah telah mencapai lebih dari 6.000 ton per hari dan sekitar 13 persen dari jumlah tersebut berupa sampah plastik. Keseluruhan sampah yang ada, 57 persen ditemukan di pantai berupa sampah plastik. Sebanyak 46 ribu sampah plastik mengapung di setiap mil persegi samudera bahkan kedalaman sampah plastik di Samudera Pasifik sudah mencapai hampir 100 meter. Lain halnya dengan yang di cetuskan oleh situs bbc.com Untuk tahun 2010, misalnya, jumlah sampah diperkirakan mencapai 4,8 hingga 12,7 juta ton. Batas bawah yang ditetapkan sebesar 4,8 juta ton itu kurang lebih sama dengan jumlah ikan tuna yang ditangkap di seluruh dunia. Dari kisaran 4,8 juta ton hingga 12,7 juta ton, para ilmuwan menetapkan 8 juta ton sebagai perkiraan rata-rata. Jumlah itu hanyalah sekian persen dari total sampah plastik yang dihasilkan penduduk dunia setiap tahun.


Pada dasarnya masyrakat mengetahui ada 2 (dua) jenis sampah yakni sampah organic dan anorganik. Sampah organik adalah limbah yang bersal dari sisa makhluk hidup (alam) seperti hewan, manusia, tumbuhan yang mengalami pembusukan atau pelapukan. Sampah ini tergolong sampah yang ramah lingkungan karena dapat di urai oleh bakteri secara lami dan berlangsungnya cepat. Contoh sampah organic diantaranya: Daun, kayu, kulit telur, bangkai hewan, bangkai tumbuhan, kotoran hewan dan manusia, Sisa makanan, Sisa manusia. kardus, kertas dan lain-lain. Sedangkan Sampah Anorgani adalah sampah yang berasal dari sisa manusia yang sulit untuk di urai oleh bakteri, sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama (hinga ratusan tahun) untuk dapat di uraikan. Biasanya berasal dari sampah industry. Contohnya: Plastik, botol minuman mineral, besi, kaca (beling), Kain atau baju, kaleng, ban bekas, pulpen, spidol, jam tangan, dan lain-lain.


Para ahli menyatakan bahwa 'lautan' sampah plastik di lautan dunia itu akan mengancam kelangsungan hidup hewan, seperti burung-burung laut, mamalia laut, penyu laut, dan lainnya. Adapun bentuk terbanyak dari sampah plastik itu antara lain kantung belanja, botol, mainan, pembungkus makanan, peralatan memancing, puntung rokok, kacamata, ember dan tempat duduk toilet. Menurut Kara Lavender Law, profesor peneliti kelautan dari Massachusetts-based Sea Education Association, akhir tahun 2015, kemungkinan besar jumlah sampah plastik di lautan dunia akan bertambah hingga 9 juta metric ton. Selain itu dampak adanya sampah di daratan adalah pencemaran lingkungan, yang akan semakin membuat udara di sekitar menjadi semakin kotor, banjir, dan masih banyak lagi. Dampak negatif dari sampah ini tidak langsung dirasakan melainkan dikemudian hari baru aka terasa. Semua dampak ini akibatnya akan mengganggu aktivitas masyarakat.


Tantangan terbesar pengelolaan sampah adalah penanganan sampah plastik yang tidak ramah lingkungan. Berdasarkan hasil studi yang dilakukan di beberapa kota tahun 2012, pola pengelolaan sampah di Indonesia sebagai berikut: diangkut dan ditimbun di TPA (69%), dikubur (10%), dikompos dan didaur ulang (7%), dibakar (5%), dan sisanya tidak terkelola (7%). Saat ini lebih dari 90% kabupaten/kota di Indonesia masih menggunakan sistem open dumping atau bahkan dibakar. Pada saat ini, upaya pemilahan dan pengolahan sampah masih sangat minim sebelum akhirnya sampah ditimbun di TPA. Jika kebijakan ‘do nothing’ tetap dilaksanakan, maka kebutuhan lahan untuk TPA akan meningkat menjadi 1.610 hektar pada tahun 2020. Dilema sulitnya pengadaan lahan TPA mendorong Pemerintah Indonesia (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan) pada tahun 2014 untuk menggagas lahirnya komitmen “Indonesia Bersih Sampah 2020”. Upaya pengurangan timbulan sampah tanpa menghilangkan nilai guna dan nilai ekonominya menjadi tantangan pengelolaan sampah ke depan bagi Pemerintah Indonesia.


Untuk itu Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Dr. Ir. Siti Nurbaya, MSc menegaskan Sesuai Amanat Undang-Undang No. 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, paradigma pengelolaan sampah harus dirubah dari kumpul-angkut-buang menjadi pengurangan di sumber dan daur ulang sumberdaya. Pendekatan end of pipe diganti dengan prinsip 3R (reduce, reuse, recycle), tanggung jawab produsen atau extended producer responsiblity (EPR), daur ulang material (material recovery), daur ulang energi (energy recovery), pemanfaatan sampah (waste utilisation), dan pemrosesan akhir sampah di TPA berwawasan lingkungan. Prinsip tersebut dilaksanakan dari hulu saat barang belum dimanfaatkan, sampai hilir saat barang dan kemasan mencapai akhir masa gunanya. Untuk mengimplementasikan kebijakan dan regulasi terkait pengelolaan sampah, pemerintah telah menetapkan target pengurangan dan pengolahan sampah, sampah plastik termasuk di dalamnya, sebesar 20% dari total timbulan sampah pada tahun 2019. Penetapan target tersebut mempertimbangkan (1) Penyusunan skala prioritas jenis sampah plastik apa yang perlu ditangani terlebih (misalnya: kantong plastik, styryofoam, bungkus makanan) (2) Jumlah target pengurangan dan daur ulang sampah plastik didasarkan hasil perhitungan realistik, terukur, dan bertahap. (3) Prioritas wilayah pengurangan dan daur ulang sampah plastik.


Melihat fakta-fakta tersebut, saya selaku calon mahasiswa baru berencana untuk mengadakan kegiatan kampanye peduli lingkungan . Melalui acara kampanye kreatif ini diharapkan nantinya dapat membangun dan membangkitkan kepedulian masyarakat pada umumnya dan mahasiswa khususnya dalam menjaga lingkungan. Melihat banyaknya jumlah sampah di Indonesia yang sudah memiliki harapan tipis untuk di hancurkan maka melalui kegiatan kampanye kreatif ini saya tidak akan menerapkan sistem pembuangan melainkan pendaurulangan. Acara ini adalah bentuk kepedulian terhadap lingkungan yang didasari atas asas kebersamaan, kewirausahaan. Kegiatan kampanye ini dilakukan selama 3 (tiga) hari yang setiap harinya memiliki acara masing-masing. Pada hari pertama kegiatan ini akan diadakan acara pengumpulan sampah bersama, sampah dapat berupa sampah organik maupun anorganik. Kegiatan ini dapat dilakukan di seputaran lapangan renon, jalan kampus Universitas Udayana Bukit Jimbaran maupun yang ada di Sudirman. Pada hari kedua sampah yang sudah dikumpulkan akan di daur ulang bersama untuk dijadikan barang - barang yang memiliki nilai ekonomi dan juga dapat berguna dalam kehidupan sehari-hari seperti: tas, kotak pensil, kemoceng, hiasan dinding, pot bunga dan lain sebagainya. Selanjutnya barang tersebut akan dijual kepada masyarakat dengan harga yang terjangkau pada stand – stand yang yang akan di sediakan sehingga akan tercipta keadaan yang tertib, rapi dan teratur. Hasil uang yang terkumpul dapat di gunakan untuk hal yang memiliki sifat kemausiawian seperti menolong masyarakat sekitar yang membutuhkan.


Manfaat yang didapat melalui kegiatan kampanye ini adalah ikut menyukseskan salah satu kegiatan pemerintah dalam menanggulangi jumlah tumbukan sampah yang semkin memnggunung. Selain itu kita dapat belajar bagaimana mengolah bahan agar dapat memiliki nilai ekonomi yang tinggi di mata masyarakat, dimana seperti yang kita ketahui sampah oleh sebagian orang hanya dianggap sebelah mata. Manfaat selanjutnya adalah belajar menjadi wirausahawan yang kreatif, imajinatif, dan bertanggung jawab, tentunya hal ini dapat tercipta dengan adanya ide-ide kreatif masyarakat yang ikut berpartisipasi dalam menciptakan produk-produk unik dari bahan bekas namun masih layak pakai. Manfaat tambahan yang didapat adalah menunjukan rasa kepedulian kita terhadap sesama yakni dengan menyumbangkan hasil penjualan produk – produk tersebut kepada masyarakat yang lebih membutuhkan. Melalui kegiatan ini banyak dampak positif yang bisa di raih masyarakat yang tentunya sangat bermanfaat bagi masyarakat.


Dari program yang ingin saya gerakkan merupakan wujud nyata yang sudah sepantasnya digerakkan oleh masyarakat pada umumnya dan mahasiswa pada khususnya. Karena permasalahan sampah ini tidak akan pernah ada akhirnya. Dengan jumlah penduduk indoesia yang berjumlah kurang lebih 327 juta jiwa berbanding lurus dengan produksi sampah setiap harinya. Diperkirakan, tahun 2025 produksi sampah di Indonesia akan mencapai angka 130.000 ton perhari. Ancaman itu bukan tanpa alasan. Pasalnya aktivitas masyarakat pada umumnya menuntut untuk selalu berhubungan dengan makanan dalam kemasan. Salah satu upaya untuk mengurangi sampah, yakni melalui pembudayaan kegiatan reduce, reuse & recycle (3R) sampah. Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pekerjaan Umum telah mengembangkan berbagai proyek percontohan 3R di beberapa provinsi. Berbagai kebijakan dan program yang dikembangkan Pemerintah Indonesia terkait pengelolaan sampah dan 3R, hanya akan berhasil jika mendapat dukungan dari masyarakat dan kemitraan dengan berbagai pihak (stakeholders). Sudah saatnya kita membantu program pemerintah dalam mengatasi permasalahan sampah ini. Dengan gerakan kecil bersama ini kita dapat meciptakan dampak yang sangat besar kedepannya. (gta)






“Bersama satu tujuan, satu tantangan memperbaiki bumi kita
Karena dengan memperbaiki bumi adalah memperbaiki diri sendiri"







DAFTAR PUSTAKA
1. http://jktdalang.blogspot.co.id/2015/07/fakta-tentang-sampah-plastik-di.html
2. http://www.pojoksamber.com/fakta-menyedihkan-tentang-sampah-plastik-dari-indonesia/
3. http://blog.act.id/beragam-fakta-tentang-sampah-di-laut-indonesia/

0 komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.